Menganalisis Dengan Menggunakan Tataran Sintaksis Terhadap
Makalah Khotimatus Sa’adah Dengan Tema Analisis Konstrastif Isim Sifat Dalam
Bahasa Arab Dan Kata Sifat (Adjektiva) Dalam Bahasa Indonsia
Oleh:
Ahmad Badruddin
A.
GAMBARAN UMUM MENGENAI MAKALAH
Makalah
yang kami kritisi ini berjudul “Analisis Kontrastif Isim Sifat dalam Bahasa
Arab dan Kata Sifat dalam Bahasa Indonesia (Ditinjau dari Tataran Sintaksis)”.
Makalah ini hasil tulisan dari Khotimatus Sa’adah, mahasiswi PBA STAIMAFA
angkatan 2010. Makalah ini terdiri dari dari 5 Bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab
II Konsep Analisa Kontrastif, Bab III Perbandingan antara Kata Sifat dalam
Bahasa Arab dan Indonesia, Bab IV Pembelajaran Isim Sifat Berbasis Anakon, Bab
V Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
Bab
I Pendahuluan, merupakan kata pengantar tentang analisis kontrastif dan pentingnya
dalam pembelajaran bahasa ke-2, yang mengarahkan pembaca menuju fokus
pembahasan yakni perbandingan kata sifat dalam bahasa Indonesia dan isim sifat
dalam bahasa Arab.
Bab
II Konsep Analisa Kontrastif. Dalam bab
II ini, terdapat 4 sub bab yaitu: A. Pengertian analisis kontrastif, B.
Tujuan analisis kontrastif, C. Kelebihan dan kekurangan analisis kontrastif, dan
D. Metodologi analisis kontrastif,
A.
Pengertian analisis kontrastif, yang membahas tentang pengertian
analisis kontrastif secara etimologi dan terminologi menurut para tokoh
linguistik (seperti Guntur Tarigan, Lado, Kridalaksana, dll) termasuk menurut
pendapat penulis sendiri yang diperkuat dengan penjelasan dosen Khabibi
Muhammad Luthfi.
B.
Tujuan analisis kontrastif, yang membahas tentang tujuan anakon
menurut Moh. Mujibbudin, Tarigan dan berdasarkan penjelasan dosen Khabibi
Muhammad Luthfi, yang diantaranya untuk mencari aspek-aspek kemiripan,
perbedaan, dan persamaan antara B1 dan B2 baik internal maupun eksternal bahasa
dalam waktu tertentu. Untuk kemudian dapat memberikan kontribusi dalam
mengembangkan pembelajaran bahasa ke-2.
C.
Kelebihan dan kekurangan analisis kontrastif, di sini
dijelaskan kelebihan bahwa dengan adanya analisis kontrastif terdapat banyak
hal yang dapat diungkapkan seperti 1) Tiada
perbedaan, 2) Fenomena konvergen, 3) Ketidakadaan, 4) Beda distribusi, 5) Tiada
persamaan, dan 6) Fenomena divergen. Kemudian diantara kekurangan atau kritikan
terhadap anakon ini adalah aspek linguistik terlalu bersifat teoritis,
kesukaran dan kesalahan berbahasa tidak selalu dapat diprediksi atau diramalkan,
dll. Menurut penulis meskipun terdapat kekurangan anakon tetap saja terdapat
manfaat bagi pengajaran B2, yaitu sebagai bahan penyusunan materi pengajaran B2
dan penyajian materi ketika pengajaran berlangsung.
D.
Metodologi analisis kontrastif, dalam makalah ini metode yang
dicantumkan untuk melakukan analisis adalah metode Tarigan, juga menyertakan
pendapat Jos Daniel Parera untuk membandingkan dan mengkontraskan. Namun yang
paling penting menurut penulis adalah dalam melakukan analisis kontrastif tidak
hanya aspek linguistik yang perlu diperhatikan akan tetapi aspek psikologis
juga memegang peranan penting.
Bab
III Perbandingan antara Kata Sifat dalam Bahasa Arab dan Indonesia. Di awal bab
ini penulis mencoba menjelaskan hubungan antara kata sifat dengan sintaksis,
yang pada intinya kata sifat (adjektiva) ada pada bagian kategori sintaksis.
Jadi penulis menganalisis kategori kata sifat (adjektiva) dilihat dari fungsi
sintaksis dan perannya. Bab ini terdiri dari 3 sub bab yakni A. Kata sifat
(adjektiva) dalam bahasa Indonesia, B. Isim Sifat dalam bahasa Arab dan C. Perbandingan.
A.
Kata sifat (adjektiva) dalam bahasa Indonesia, dalam
sub bab ini dijelaskan mengenai pengertian kata sifat dalam bahasa Indonesia,
pemakaian adjektiva dalam bentuk perbandingan (tingkat positif, komparatif,
superlatif dan eksesif), kata sifat dari perilaku sintaksisnya; fungsi (fungsi
atributif, predikatif, adverbial), kategori dan peran, yang dapat digambarkan
melalui tabel dan contoh di bawah ini.
Fungsi
|
Atributif S
|
P
|
Atributif O
|
K
|
Kategori
|
Frasa Nominal
|
Klausa Non Verbal
|
Frasa Nominal
|
Klausa Verbal
|
Peran
|
Adjektiva sebagai pewatas frasa nominal
|
Adjektiva sebagai pelengkap
|
Adjektiva sebagai pewatas frasa nominal
|
Adjektiva pewatas predikat
|
Contoh:
Gadis kecil itu makan
coklat
Atributif S
Frasa nominal
Kata sifat sebagai penjelas
subjek yang menyatakan ukuran.
B.
Isim Sifat dalam bahasa Arab, pada sub bab ini dijelaskan
pengertian isim sifat (kata sifat termasuk golongan isim), dan segi sintaksis
dari isim sifat itu sendiri, yakni yang berkaitan dengan fungsi (atributif dan
predikatif), kategori dan perannya yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Fungsi
|
Atributif S/ mubtada’
|
P
|
Atributif O
|
K
|
Kategori
|
Na’at man’ut (frasa)
|
Jumlah Ismiyah (klausa)
|
Na’at man’ut (frasa)
|
Klausa Verbal
|
Peran
|
Isim sifat sebagai penjelas subjek (man’ut)
|
Isim sifat sebagai pelengkap
|
Adjektiva sebagai penjelas objek
|
Adjektiva menerangkan predikat
|
Contoh:
الطفلة الصغيرة تناول الشوكولاته
Atributif
Mubtada’
Na’at
man’ut
Isim
sifat sebagai penjelas subjek yang menyatakan ukuran
C.
Perbandingan: sepadan, tidak sepadan dan timpang/berbeda, dalam
sub bab ini penulis mencantumkan kesepadanan antara isim sifat dengan kata
sifat dan perbedaan keduanya.
Sepadan:
BENTUK SINTAKSIS
|
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA ARAB
|
Gadis
kecil itu makan coklat
|
الطفلة الصغيرة
تناول الشوكولاته
|
|
Fungsi
|
Atributif
S
|
Atributif
S
|
Kategori
|
Frasa
nominal
|
Frasa
nominal
|
Peran
|
Kata sifat sebagai penjelas Subjek yang
menyatakan ukuran
|
Kata sifat sebagai penjelas Subjek yang
menyatakan ukuran
|
Berbeda:
FUNGSI
|
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA ARAB
|
Atributif
|
Dia membawa batu kecil
|
هو يحمل حجرا صغيرا
|
S+P+O
|
S+P+O
|
|
Predikatif
|
Rumah itu besar
|
البيت كبير
|
S+P
|
S+P
|
|
Adverbial
|
Dia mengerjakan tugas dengan baik
|
-
|
Bab
IV Pembelajaran Isim Sifat Berbasis Anakon. Pada bab ini dijelaskan
langkah-langkah yang dapat diambil oleh pendidik saat mengajarkan isim sifat
berbasis anakon. Mula-mula pendidik harus menentukan tujuan (ketrampilan
apa yang diharapkan dari pengajaran tersebut) dalam makalah ini dicontohkan
maharah kitabah yakni pembelajaran menulis kata sifat yang sesuai dengan
fungsinya dan juga dapat menulis dengan benar sesuai dengan kaidah kata sifat
dalam bahasa Arab. Materi yang disajikan adalah menerangkan
kaidah-kaidah kata sifat dalam bahasa Arab, kemudian menyajikan materi kata
sifat yang berfungsi predikatif (yang sama ex. Rumah itu besar = البيت كبير)
baru kemudian dengan fungsi atributif (yang sedikit berbeda terutama karena
adanya na’at yang harus selalu mengikuti man’utnya ex. Dia membawa batu kecil
= هو يحمل حجرا صغيرا). Metode yang dapat digunakan yaitu
metode drill (menirukan).
Bab
V Kesimpulan. Dalam bab ini penulis menyimpulkan isi makalahnya mengenai konsep
analisis kontrastif, kemudian persamaan kata sifat dan isim sifat yang
sama-sama mempunyai fungsi atributif dan predikatif, perbedaan kata sifat yang
tidak mengharuskan kesamaan antara kata sifat dan yang disifati yang berbeda
dengan isim sifat bahasa Arab yang mengharuskan hal tersebut. Kemudian tentang
pembelajaran bahasa berbasis anakon dan diakhiri dengan manfaat makalah ini
serta permohonan kritik dan koreksi terhadap makalah.
Bagian
terakhir Daftar Pustaka yang menyebutkan berbagai sumber yang dijadikan
referensi dalam penulisan makalah ini.
B.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN MAKALAH
Diantara kelebihan dalam makalah ini adalah
Abstrak yang ditulis dalam bahasa Arab, penjelasan yang rinci mengenai isi
makalah disertai dengan contoh-contohnya, kajian yang detail mengenai kata
sifat dalam bahasa Indonesia dan isim sifat dalam bahasa Arab, penggambaran/penyimpulan
hasil perbandingan lewat tabel yang memudahkan pembaca untuk memahami pokok
bahasan, penyajian makalah yang runtut, dan sistematis.
Diantara kekurangan dalam makalah ini ialah
sistem penulisan yang tidak konsisten (ex. Adjektifa, adjektiva), sistem
pointes yang tidak urut (1,2,2,3,4 hal 8-9), terdapat kalimat yang sedikit
rancu/ada pengulangan kalimat (hal 10), metodologi analisis kontrastif tidak
dijelaskan secara rinci.
C.
MASUKAN
(SEHARUSNYA MAKALAH SEPERTI APA)
Sistem
penulisannya harus konsisten (adjektiva), sistem pointes harus urut (1,2,3,4,5
hal 8-9), penyusunan kalimat harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak rancu
(hal 10 > Harimurti Kridalaksana menjelaskan bahwa pada umumnya adjektiva
predikatif dapat berfungsi secara atributif, sedangkan adjektiva atributif
tidak dapat berfungsi secara predikatif), metodologi analisis kontrastif harus
dijelaskan secara rinci sehingga mudah dipahami.
D.
APRESIASI
TERHADAP MAKALAH
Makalah
ini sudah sistematis, dan sesuai dengan sistematika yang ditentukan oleh bapak
dosen, karena dalam penulisan makalah ini sudah cukup memenuhi kriteria. Selain
memenuhi kriteria penulisan, makalah ini juga menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan cukup lengkap karena disertai dengan contoh dan penjelasan.
Makalah ini juga sistematis sesuai dengan koridor pembahasan yang ada dan pembahasan tidak
kemana-kemana.
E.
PENUTUP
Pada bab terakhir ini kami mengulas sedikit
mengenai tulisan yang telah kami kritisi dari makalahnya Khotimatus Sa’adah
yang berjudul “Analisis Kontrastif Isim Sifat dalam Bahasa Arab dan Kata
Sifat dalam Bahasa Indonesia (Ditinjau dari Tataran Sintaksis)”. Pada bab pertama
kami menuliskan garis-garis besar yang termuat dalam makalah Khotimatus
Sa’adah dimulai dari bab I (pendahuluan) sampai bab V (kesimpulan dan daftar
pustaka).
Sekaligus abstrak yang tertulis dengan bahasa
Arab memancing para pembaca haus akan memahami materi yang disajikan, ini
merupakan sebuah indikator bahwa penulis sudah berhasil mengajak pembaca untuk
belajar bersama. Sedikit terdapat kelemahan pada sistem penulisan yang menurut
kami tidak konsisten, sistem pointes yang tidak urut, serta terdapat kalimat
yang sedikit rancu dan metodologi analisis kontrastif yang tidak dijelaskan
secara rinci. metodologi analisis kontrastif tidak dijelaskan secara rinci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar